Dokter kecantikan sarankan perawatan antipenuaan mulai usia 30-an
Kaya Manfaat, Ternyata Lemon Sangat Ampuh Mengatasi Ketombe
Wow, Ternyata Banyak Manfaat Mengkonsumsi Daging Ayam
Gemar Konsumsi Gula Berlebih Beresiko Terhadap Penyakit Ini...
Teori 'Suntikan 90 Derajat' di Balik Hoax Vaksin Jokowi Harus Diulang
Nusaperdana.com, Jakarta - Viral pesan berantai di media sosial yang menyebut suntikan vaksin COVID-19 yang diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak tepat dan harus diulang. Disebutkan bahwa vaksinator yang menyuntikkan dosis vaksin ke Jokowi tidak menerapkan aturan dasar 90 derajat sehingga dianggap vaksin tak langsung masuk ke jaringan otot.
Sebenarnya seperti apa sih proses penyuntikan vaksin itu?
Spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Karawaci dr Vito A Damay mengatakan secara teknis, vaksin harus disuntikkan ke jaringan otot atau intra muskular. Untuk mencapai jaringan otot, tipsnya adalah mengarahkan suntikan sampai berbentuk sudut 90 derajat.
Apabila suntikan terlalu datar, ditakutkan vaksin akan masuk ke dalam jaringan di bawah lapisan kulit di antara otot. Jaringan tersebut lebih longgar sehingga bisa menyebabkan infeksi.
"Tapi kenapa kemarin dibilang nggak apa-apa, kalau dilihat banget emang nggak 90 derajat banget sih ya tapi siapa sih yang hitung?" kata dr Vito saat ditanyai perihal proses suntikan vaksinasi Jokowi, Selasa (19/1/2021).
Ketika melakukan vaksinasi, vaksinator atau orang yang menyuntikkan vaksin, akan bisa memperhitungkan sendiri mereka telah menyuntik area jaringan otot.
"Suntikan 90 derajat itu teorinya agar jarum suntiknya masuk di antara otot. kalau misal vaksinatornya sudah liat, sudah tegangkan kulitnya, sudah regangkan kulitya, dia sudah pastikan suntikannya masuk ke dalam jaringan otot, itu sudah nggak apa2," jelasnya.
Terkait suntikan vaksin yang diterima Jokowi, dr Vito mengatakan masyarakat tak perlu membesar-besarkan hal tersebut. Orang yang menjadi vaksinator adalah seseorang yang sangat terlatih.
"Vaksinasi bukan barang baru di indonesia. Kita semua pernah divaksin, walau bukan vaksin COVID-19. Dokter yang kerja di puskesmas udh biasa vaksin, apalagi yang profesor pasti udah lebih lama," pungkasnya.
Berita Lainnya
Pos UKK Puskesmas Tembilahan Hulu, Jangkau Pelayanan Kesehatan Pekerja Informal
Penting Diketahui Berbagai Efek Samping dari Kopi
Ini Manfaat Madu Hitam bagi Kesehatan Tubuh
Tips Menjaga Kesehatan Bulu Mata
Berbahayakah Onani Pakai Hand Sanitizer?
Apa Saja Efek Samping Vaksin Sinovac? Ini Kata Ahli
Inilah Manfaat Mandi Oatmeal bagi Kesehatan Kulit
Perluas Cakupan Kesepertaan, BPJS Kesehatan Tembilahan Perkuat Kerjasama Dengan Disnaker Inhil